Air Mata (SAAT TERPEROSOK DIBAWAH BERSIAPLAH UNTUK DIANGKAT KE ATAS)
05.39
Hidup ini memang bagaikan roda yang berputar, kadang kita diangkat ke awang-awang, begitu dielu-elukan oleh orang lain, segalanya begitu terang benderang dan keoptimisan begitu besar. Tetapi kadang kita juga harus terjerembab di lubang kehidupan yang penuh dengan tangis air mata, segalanya begitu gelap dan keoptimisan kita hanya bagai nyala lilin di pekatnya malam. Kita mungkin sudah melewati fase roda berputar ini selama belasan bahkan puluhan tahun. Tetapi walau begitu saat-saat kita berada di bawah putaran roda sungguh merupakan saat yang masih terasa berat dalam hidup kita. Saat-saat di mana tidak ada sepeser uang pun di kantong kita, saat-saat di mana kita merasa begitu nelangsa karena daya tawar yang begitu lemah, saat-saat di mana kita kehabisan akal untuk bagaimana mengarungi hidup ini karena situasi yang tidak bersahabat dengan kita. Untunglah Allah menciptakan zat yang begitu berguna untuk mengurangi rasa pedih di hati kita, zat yang begitu mujarab untuk mengikis sebagian duka dan lara kita. Bersyukurlah, karena Allah menitipkan air mata pada kita, bahkan Allah memberikan waktu yang begitu agung di mana tiap tetes air mata akan dibalas dengan Kasih-Nya yang begitu besar. Bukankah kita diperintah untuk menangis dan meratap di tengah malam hanya kepada-Nya agar menumbuhkan rasa cinta kita pada-Nya, agar benih-benih mahabbah kepada-Nya semakin besar, agar rasa tawakal kita sebagai hamba semakin tinggi (Q.S 17:79-80). Dan semua itu akan dibalas dengan balasan yang begitu besar, bila kita menginginkan pahala yang melimpah maka menangislah pada-Nya di tengah malam, bila menginginkan ampunannya maka merataplah di tengah malam dan bila ingin diselesaikan segala urusan kita maka mengadulah pada-Nya (Q.S. 39:9).
Kita terlalu sering berkeluh kesah pada cobaan yang ditimpakan kepada kita, kita begitu picik dalam melihat segala rahmatnya yang dibungkus oleh sedikit bencana-Nya, kita begitu buta terhadap hikmah dan derajat yang akan kita peroleh dari setiap ujian-Nya. Allah begitu sayang kepada kita, karena sebenarnya saat kita terperosok di lubang yang paling dalam di kehidupan kita saat itulah Allah sedang mempersiapkan kita untuk di angkat ke tempat yang lebih tinggi. Tidakkah kita mengambil pelajaran dari sebuah benda kecil bernama per yang dikaruniai oleh Allah dengan gaya pegas. Saat per tersebut ditekan ke kondisi terbawah dalam bentuknya maka sesungguhnya dia sedang bersiap untuk menuju keadaan teratas setelah daya penekannya dilepas. Dan seperti itulah kehidupan kita sebenarnya, saat kita merasa di tekan ke bawah oleh keadaan, ingatlah bahwa saat itulah sebenarnya kita sedang dipersiapkan oleh Allah untuk derajat yang lebih tinggi. Maka wahai hatiku yang lemah, wahai saudara-saudaraku, laa tahzaan. Ingatlah! Saat kau terperosok di bawah, bersiaplah untuk di angkat ke atas.(baw)
0 komentar