Catatan Perjalanan dan Preview Kuliner : Desa Gading Kulon & Warung Spesial Sambal-Sambal
21.48
Pikiran yang penat seusai Rapat Pleno Dewan Guru untuk Kenaikan kelas dan Penjurusan menjadikan saya ingin menghirup udara segar dan sedikit refreshing. Maka seusai rapat pleno untuk kelas akselerasi segera saya susun rencana untuk pergi ke Gading Kulon, sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang yang saya tahu memiliki landscape yang indah. Gas motor segera saya tarik ke arah perumahan Joyogrand, sampai di perempatan Joyogrand saya ambil lurus menuju perempatan Desa Tegalweru dan mengambil jalan ke kanan. Jalan yang semula mendaki, berubah menjadi menurun dan berkelok-kelok. Begitu terlihat gapura Desa Gading Kulon, saya arahkan stang motor ke kiri. Jalan kembali naik, kanan-kiri tampak pemandangan persawahan dan deretan gunung besar yaitu Kawi, Bromo, Semeru dan Arjuno. Hawa dingin mulai merasuk kulit, motor terus saya arahkan ke jalanan yang menanjak. Sampai di salah satu spot yang menyajikan pemandangan indah saya berhenti untuk menyaksikan keindahan Sang Pencipta dan menghirup udara segar. Damai rasanya, pergi dari keramaian Kota Malang yang dari tempat saya berdiri terlihat penuh perumahan bewarna putih. Sekilas saya bertanya dalam hati bagaimana kabar Karmila, gadis Desa Gading Kulon usia sekolah yang memiliki tubuh istimewa. Tubuhnya hanya dari pinggul ke atas, kedua kakinya tidak ada. Dia tidak sekolah karena tidak diizinkan oleh keluarganya, setiap sore dia “ngesot” ke salah satu TK di dekat rumahnya untuk mengaji. Ingin hati mengunjungi Karmila tapi malu rasanya bila tidak membawa apa-apa. Setelah puas menikmati pemandangan di atas Desa Gading Kulon tepatnya Dusun Princi, perut saya mulai minta diisi.
***
Motor pun segera saya bawa menuruni jalan ke arah Desa Gading Kulon, saya tahu disana ada warung bakso bakar yang lumayan enak dan dari dalam warung lesehan itu kita bisa melihat ke arah Malang. Tapi sayang bakso bakar itu ternyata sedang tutup, saya balik arah kali ini menuju Sengkaling, tepatnya di depan SDN 1 & 3 Mulyo Agung. Disana ada warung citarasa pedas yang cukup terkenal. Namanya Warung Spesial Sambal-Sambal “SS”. Setelah parkir saya dan teman dekat saya memilih tempat duduk di sebelah kiri pintu masuk. Terlihat tempat makan ini cukup ramai, di sebelah kanan ada bagian pemesanan dan kasir menjadi satu. Lalu terdapat juga tempat makan lesehan bagi pengunjung yang datang beramai-ramai. Kebanyakan pengunjung menurut saya adalah mahasiswa dari salah satu kampus swasta di Kota malang yang berdiri tidak jauh dari lokasi Warung SS ini. Di daftar pesanan yang berbentuk persegi sangat panjang kami menulis pesanan kami. Cukup banyak variasi baik sambal, lauk, sayur maupun minuman yang disajikan oleh Warung SS ini. Dari variasi sambal saja ada sekitar 28 varian sambal. Mulai dari Sambal belut, sambal teri, sampai sambal paru. Untuk lauk ada sekitar 22 varian, mulai dari Wader goreng , Belut goreng , sampai Gereh (ikan asin) Keranjang. Varian sayur yang paling sedikit yaitu hanya ada 11 varian, saya memesan plencing Jawa. Di bagian minuman tak mau kalah, ada sekitar 24 varian minuman, mulai juice Alpokat samapai teh panas dan air es pun dijual. Kami memesan Sambal teri, sambal Gobal-gabul, Belut goreng , Ayam goreng paha atas, plencing Jawa. Untuk minumnya 2 Juice Strawberry kami pesan. Dari segi harga, harga yang ditawarkan cukup murah mulai Rp 1.500 – Rp 5000 untuk sambal. Lauk di beri harga mulai Rp 2.500 – Rp 7.500, sayur Rp 1.500 – Rp 4000, dan minuman Rp 1.000 – Rp 6.500. Setelah menyerahkan ke form pesanan ke bagian kasir, kami di datangi oleh salah satu pramuniaga yang mengecek pesanan kami, dan ternyata kami belum memesan nasi. Untunglah pramuniaga tadi mengecek kalau tidak bisa -bisa kami makan sambal dan lauk saja he3.
5 menit juice strawberry yang kami pesan sudah datang , disusul makanan yang dihidangkan di meja kami, semuanya sesuai pesanan. Ada dua wastafel yang bisa digunakan untuk mencuci tangan di dekat pintu masuk. Sesuai namanya Warung Spesial Sambal-Sambal maka sambal yang disajikan benar-benar pedas. Untung saya pesan plencing Jawa yang dipadukan dengan sambal asem – gula merah sehingga mampu sedikit mengurangi rasa pedas dari sambal teri yang saya makan. Untuk cita rasa sambal tidak ada masalah tetapi belut goreng yang saya pesan ternyata kecil-kecil, digoreng kering dan sedikit keras. Masih kalah dengan lalapan belut di daerah Jalan Sulfat yang memiliki citarasa lebih “kena” dengan harga yang sama. Selain belut gorengnya pesanan kami rata-rata memuaskan, nasi pun dengan harga Rp 5000 sudah lebih dari cukup untuk makan 2 orang. Setelah kenyang dan benar-benar kepedasan maka saya menuju ke kasir untuk membayar, Uang dari dompet segera berpindah tangan, saya pribadi puas dengan pelayanan di Warung Spesial Sambal-Sambal. Mas-mas parkir juga cukup membantu. :D
Catatan perjalanan 16 Juni 2011
Sambil ngelamun, ngetik2 he3
0 komentar