Catatan 365 Hari #49 : Menjual Teman
14.40
Ada sebuah cerita di zaman Rasulullah, begini ceritanya (dengan sedikit dramatisasi) tersebutlah seorang badui bernama Zahir yang suka sekali bercanda. Suatu ketika zahir dan temannya sedang dalam perjalanan menuju Makkah. Tapi di tengah jalan bekal mereka habis, maka dengan sok meyakinkan Zahir berkata kepada temannya
“Temanku tenang saja akan aku cari solusi sehingga kita bisa sampai di Makkah dengan selamat”.
Kebetulan saat itu mereka bertemu dengan rombongan kafilah, Zahir pun menemui pimpinan kafilah itu.
“Wahai pemimpin kafilah, saya sedang kehabisan bekal dan saya tidak punya barang untuk dijual kecuali seorang budak (sambil menunjuk temannya yang berada agak jauh di belakangnya).”.
Si pemipin kafilah bertanya
“Berapa engkau jual budak itu?”.
Zahir menjawab,
“Saya jual budak saya itu dengan harga sekian dinar(menyebut suatu angka).
Pimpinan kafilah menyanggupinya.
Setelah menerima beberapa dinar Zahir berkata
“Dia kuat kok, tapi….”
“Tapi apa?” si pimpinan kafilah penasaran.
“Dia budak yang agak aneh, dia tak mau disebut budak”.
Si pimpinan kafilah mikir bentar,
“Ooh, gampang itu mah. Tidak apa-apa asalkan badannya kuat”. Jawab si pemimpin kafilah Sambil nunjuk dua bodyguardnya.
“Ente….ente bawa itu orang, dia sudah sah jadi budak kita. Klo ga mau seret saja”. Titah si pimpinan
Bodyguard-bodyguard itu langsung menuju ke TKP, nah temannya Zahir tentu saja bingung tiba-tiba didatangi bodyguard yang segede gaban.
“Ada apa ini…ada apa ini? Teriak temannya zahir.
“Ente sudah resmi dan sah jadi budak bos ane” jawab boduguard yang mukanya mirip pak ogah.
Temannya zahir langsung pucat pasi, spontan dia teriak
“Ane bukan budak…ane bukan budak”
Para bodyguard cuek bebek denger teriakan temannya zahir dan dengan tenang menyeret ke tempat karantina budak.
Zahir ngomong,
“Tuh kan bos apa ane bilang ne budak suka teriak-teriak kalo dipanggil budak”. Zahir langsung ngibrit.
Singkat cerita, sampailah rombongan kafilah itu di Makkah, lalu teman si zahir pun menemui Rasulullah untuk curcol.
“Ya nabi, zahir teman saya telah menjual saya sebagai budak”. Lalu menceritakan kronologi sambil nangis sesegukan.
Nabi pun mendengar keluhan itu kemudian menebus teman si Zahir. Lalu memanggil Zahir ke hadapannya. Ditanyailah Zahir mengapa dia menjual temannya sebagai budak.
Zahir menjawab,
“Ya Rasulullah, saya hanya berusaha menyelamatkan nyawa kami berdua dari bahaya kelaparan. Dengan dia menjadi budak maka dia mendapat makanan dan saya pun dapat melanjutkan perjalanan. Baik kan saya? “ :p
Nabi pun hanya tertawa mendengar zahir ngeles. Sedangkan si temannya mecucumendengar alasan zahir. Pikirnya
“Enak di elu ga enak di gue”.
Akhirnya Rasulullah pun mendamaikan keduanya, tapi Rasulullah juga sering menggoda Zahir. Suatu saat Zahir berjalan-jalan di pasar, Rasulullah diam-diam mendekap dari belakang dan berkata ke khalayak ramai kurang lebih begini.
“Hayooo, siapa mau membeli budak ini?”
Zahir pun hanya bisa tertawa dan berkata,
“Ampun ya Rasulullah saya kapok”.
*buat yang banting tulang dari Minggu sampai Minggu lagi, semoga bisa menjadi sedikit penghibur J
#because life is beautifull (in every side). Alhamdulillah.
0 komentar