Catatan 365 Hari #50: Dikalahkan Tukang Batu dan Tukang Becak
15.10
“Masak kalah sama tukang batu…tukang batu saja bisa bikin buku”.
Woh! hati dan kuping saya panas mendengar pernyataan yang dilontarkan oleh salah satu penulis di Kota Malang. Akhirnya semangat untuk menulis mengebu-gebu, tekad tidak boleh kalah dari tukang batu yang bisa nerbitin buku tergema di hati. Belum hilang panas di hati dan kuping saya, eeeh hari Sabtu kemarin di Jawa Pos terpampang dengan kerennya foto tukang becak bergaya di atas becaknya sambil bawa laptop dan yang membuat shock adalah headline yang tercetak hitam tebal “The Betjak Way : Ketika Tukang Becak Menulis Buku .
Dalam hati saya hanya bisa berkata,
“Semprul!!”
Mereka tidak lebih pintar dari kita secara pendidikan, teori menulis apalagi, coba tanya kepada mereka tentang diksi? Mungkin mereka hanya garuk-garuk kepala. Kalau alasannya sibuk kerja, mereka juga sibuk, malahan mungkin mereka lebih berat pekerjannya dari kita. Kalau alasannya adalah mereka banyak waktu luang maka bisa dipastikan kita pasti juga punya waktu luang.
Yang membedakan mereka dengan kita adalah bahwa mereka ACTION menulis, mereka konsisten (istiqomah bahasa gaulnya) dan mereka merasa perlu untuk menulis. Mereka merasa perlu menuliskan kisah hidup mereka yang mereka yakini akan memberikan sedikit inspirasi dan yang mereka harapkan akan menjadi peninggalan berharga bagi anak cucu mereka kelak dan juga bagi kemanusiaan.
Kita bisa saja memberikan banyak alasan untuk terus menunda-nunda menelorkansebuah buku, kita bisa saja selalu ngeles setiap kali ditanya sudah membuat buku apa saja? Dan kita bisa saja selalu bersembunyi di balik tugas kerja, Pe-er kuliah, ataupun tanggung jawab organisasi setiap kali disentil tentang kegiatan menulis.
“Ingat kalian itu komunitas penulis maka harusnya ya giat menulis” itu dulu yang seingat saya ditekankan oleh salah satu penulis senior.
Maka sebenarnya tulisan ini bukan untuk siapa-siapa tapi untuk diri saya sendiri, untuk jari-jari yang selama ini malas mengetuk tuts demi tuts keyboard laptop yang sudah dianugerahkan oleh Sang Maha Kuasa. Untuk mata dan kepala yang setiap hari sudah melihat dan mencerna banyak informasi tapi tak kunjung ditintakan. Dan sindiran “Mosok seh, kalah karo tukang becak” (Masak, kalah sama tukang becak) semoga akan selalu terpatri di hati.
#just write it. Alhamdulillah.
0 komentar