Asrul Tsani Si Juragan Jaket Online
18.42
Cerita
berawal saat pemuda dengan tanggal lahir cantik 7-5-75 bernama Asrul Tsani
menamatkan Sekolah Menengah Atas nya dan melanjutkan ke bangku kuliah. Maklum
orang tuanya yang berprofesi sebagai tukang potong ayam hanya mampu memberikan
pendidikan Asrul sampai SMA saja.
“Saat
itu saya kuliah ya kuliah saja, tanpa sepengetahuan orang tua. Tanpa biaya dari
orang tua saya mengambil jurusan peternakan karena melihat bapak yang
berprofesi sebagai tukang potong ayam. Dan saya tinggal bersama saudara jauh
saya yang berprofesi sebagai tukang bordir.”.
Bersentuhan
dengan kegiatan bordir dan konveksi membuat Asrul tertarik untuk ikut
membantu-bantu usaha saudaranya itu. Untuk memperoleh uang saku maka Asrul juga
terkadang menjadi makelar untuk produk bordir
saudaranya. Krisis Moneter tahun ’97 adalah tonggak berdirinya usaha
pribadi Asrul,
“Saat
itu banyak juragan konveksi yang pada kolaps semua. Karena harga-harga naik
tiga kali lipat, tapi menurut saya justru di situlah peluang untuk saya masuk
ke bisnis konveksi”.
Awal
memulai usaha ini pun memiliki cerita unik, saat itu Asrul sedang semester 5 di
Universitas Brawijaya. Untuk menuju ke kampusnya Asrul harus naik angkot dengan
tarif Rp 250 sedangkan saat itu di kantongnya hanya ada uang Rp 300, jadi dia
bisa berangkat naik angkot tetapi pulangnya dia harus jalan kaki sekitar 4-5
kilo.
“Saat
itu sebelum berangkat saya shalat Dhuha dulu, karena memang itu sudah menjadi
kebiasaan saya. Setelah shalat dhuha saya hanya membatin pada Tuhan bahwa saya
niat untuk menempuh ilmu dan mohon dipermudah”. Lalu berangkatlah Asrul naik
angkot ke kampusnya, di kampus karena berkumpul dengan teman-teman sempat
membuat Asrul melupakan keresahannya. Tapi begitu pelajaran terakhir maka dia
kembali teringat bahwa uang di kantongnya hanya tersisa Rp 50, waktu terus
berjalan sampai pelajaran terakhir usai. Tak disangka ada gumpalan kertas yang
dilempar oleh seorang teman perempuannya ke meja Asrul. Dibukalah gumpalan
kertas tersebut, ternyata tertulis
“Rul,
buat satu topi berapa?”
Asrul
pun menulis jawaban di kertas itu
“Rp 7.500”
Lalu
datang lagi balasan
“Oke,
temui aku sepulang kuliah”
Terjadilah
deal untuk membuat satu topi dengan
kaligrafi nama pemesan di salah satu sudutnya. Yang tak disangka Asrul adalah
si pemesan langsung membayar biaya pembuatan topi itu. Jadilah Asrul
mengantongi uang Rp 7.550. Dari pesanan itu Asrul memperoleh laba Rp 2.500 dan
si pemesan ternyata sangat puas dengan topi buatan Asrul, mulailah pesanan topi
bergulir, dari 1 menjadi 4 dan terus meningkat. Sampai suatu ketika salah
seorang temannya yang orang tuanya menduduki jabatan penting di kampus bertanya
apakah bisa menggarap
pesanan kaos ospek? Asrul pun meng “iya” kan.
“Walau
begitu saya masih belum sadar akan potensi besar di bisnis konveksi, saya
tersadar saat menerima pesanan jaket angkatan”. Tuturnya.
Ketika
itu Asrul aktif menjadi pentolan di kampus, dan karena sudah dikenal menerima
pesanan konveksi maka saat teman-temannya ingin membuat jaket angkatan maka di tugasilah Asrul untuk
menanganinya. Karena jumlahnya yang cukup besar maka Asrul pun disarankan oleh
saudaranya untuk membeli bahan di Surabaya.
“Saya
masih ingat, saya naik kereta pagi lalu turun di Surabaya dan muter-muter ke
pasar di seluruh Surabaya tapi tidak menemukan bahan yang saya cari. Memang
bahannya bagus dan sedikit sulit dicari, saat waktu sudah semakin sore dan saya
pun mulai sedikit putus asa. Tapi saat akan pulang saya melihat sekilas ada
toko kain, saya serasa digerakkan untuk melihat ke toko itu. Tokonya kecil dan
sekilas tidak meyakinkan tapi ternyata dalamnya sangat lengkap, dan yang
terpenting di dalamnya ada bahan kain yang saya butuhkan. Rupanya saya masuk ke
toko kain yang merupakan distributor besar untuk jenis kain yang saya cari”.
Segera
Asrul membeli satu gelondong kain yang dia butuhkan, dia pulang dengan kereta terakhir dan gulungan kain itu
dipanggulnya dengan rasa senang di hati. Saat jaket pesanan teman-temannya
sudah jadi barulah Asrul sadar, ternyata untung membuat jaket ini lumayan
besar. Di tangan saya masih beberapa ratus ribu sisa uang DP 50% yang
dibayarkan di awal untuk jaket padahal
masih ada piutang yang belum saya tagih sebagai sisa pembayaran jaket belum
lagi masih ada sisa kain sekitar 100 m.
“Saat
itulah saya mulai sadar bahwa bisnis konveksi ini ternyata sangat
menguntungkan.”.
Setelah project itulah Asrul mulai serius
menekuni dunia konveksi, pada saat pengusaha-pengusaha konveksi banyak yang kolaps
karena krisis moneter ’97 Asrul melihat bahwa ini kesempatannya untuk masuk dan
dia yakin mampu memperoleh laba.
“Saya
melihat bahwa pengusaha-pengusaha konveksi banyak kolaps entah karena utang
yang tidak mampu mereka bayar, sepinya order, ataupun karena mahalnya biaya
produksi. Saya merasa inilah kesempatan saya”.
Asrul
pun mulai bergerilya ke sekolah-sekolah seperti smp dan sma untuk menawarkan
jasa pembuatan seragam.
“Tidak
perlu mengambil untung terlalu besar, karena saat itu harga-harga naik 3 kali
lipat, saya berusaha menekan harga agar tidak sampai harga saya naik 3 kali
lipat sehingga orang pun berpikir, bahwa harga saya masih terjangkau di tengah
krisis yang melanda”.
Pada tahun 2007 Asrul pun mulai mandiri,
konveksi yang dijalankan secara offline
(konvensional) ini berkembang terus, hingga pada tahun 2010 Asrul mendapat
musibah.
“Sekitar
bulan Mei 2010 mobil untuk bisnis sewa mobil saya dibawa lari oleh orang
sehingga kerugian yang saya derita cukup besar, bahkan modal konveksi sampai
minus karena kejadian ini”.
Di
tengah musibah yang dideritanya itu Asrul mendapat informasi ada sebuah seminar
entrepreneurship yang diadakan oleh UMEI (Ukhuwah Muslim Entrepreneur
Indonesia).
“Bukan
seminarnya yang membuat saya penasaran, tapi saya tertarik dengan UMEI, dalam
hati saya bertanya-tanya apa sih UMEI itu dan ada rasa kangen untuk berkumpul
dengan sesama pengusaha dan mencari teman ngobrol lagi. Maka datanglah saya di
acara seminar UMEI itu.”
Dari
seminar itu Asrul mendapatkan sebuah brosur dari temannya tentang Seminar
Internet Marketing yang di training langsung oleh Pak Agus.
“Pak Agus itu orangnya enak mas, dia
punya sofware yang bisa internetan murah. Begitulah teman saya memperkenalkan
Pak Agus pada saya. Saya pertama kali tertarik ke Pak Agus ya karena diberitahu
beliau punya cd software internet murah itu”. Jelas Asrul sambil tertawa.
Akhirnya
Asrul pun mengikuti seminar Internet Marketing tetapi sampai beberapa pertemuan
itu dia belum mengerti dan
belum begitu percaya efektivitas Internet Marketing untuk usahanya.
“Kebetulan
saya pas belajar Internet Marketing saya sedang menempuh pendidikan jurusan
Informatika di perguruan tinggi ASIA Malang
semester 5. Sebagai seorang mahasiswa Informatika maka saat disuruh buat blog
saya tak mau membuat blog yang biasa-biasa saja”.
Padahal
Pak Agus mengajarkan blog biasa saja yang penting hal-hal wajib sudah terpenuhi
dan dioptimasi. Tapi Asrul berkeras bahwa blognya harus indah maka sampai
pertemuan terakhir blognya baru jadi.
“Teman-teman
yang lain sudah mulai optimasi saya masih belum sempat optimasi karena sibuk
dengan desain blog saya”.
Setelah
di review oleh Pak Agus maka malamnya
Asrul baru sempat untuk mengoptimasi blog nya di warnet. Selama delapan hari
dari jam 9 malam sampai jam 6 pagi saya mengoptimasi blog toko Online nya. Buah
dari usahanya pun mulai dipetik ketika ada telephon dari calon customer,
“Benar
ini dengan pesan jaket Online (brand yang
dibuat oleh Asrul)”
kata suara dari seberang telepon.
“Pada
awalnya saya tidak sadar kalau ada konsumen yang bertanya tentang toko Online
saya, maklum baru awal-awal buka toko Online. Tapi begitu sadar itu adalah
calon konsumen langsung deh saya deal-dealan”. Ujar Asrul sambil tertawa.
Order
dari Internet Marketing yang dilakukannya mulai membawa hasil, satu demi satu
order masuk dan setelah dua bulan lebih order dari Malaysia senilai Rp 335 juta
didapatnya. Instansi pemerintah pun turut mengorder jaket buatan Asrul.
“Salah
satu yang paling berkesan adalah orderan dari PLTU Paiton, nilainya sekitar Rp
37,5 juta dan itu langsung dibayar lunas di depan. Ada lagi pesanan dari
Pasuruan, saat itu saya sebenarnya bercanda bahwa bila ingin jaket pesanannya
cepat jadi maka lebih baik di bayar di muka. Eh, tidak tahunya si pemesan
menganggap ucapan saya serius dan langsung membayar lunas pesanannya”.
Dari situ dapat disimpulkan bahwa kepercayaan calon konsumen kepada CV. AYUNG SPORTINDO (perusahaan milik Asrul Tsani) ini sangat besar. Kenaikan omset pun dirasakan oleh Asrul dari semula sebulan omsetnya hanya berkisar Rp 75 juta – Rp 125 juta kini setelah menekuni Internet Marketing omset usahanya mampu naik 3-4 kali lipat per bulan.
Servis yang memuaskan selalu berusaha diberikan oleh Asrul, hal ini sesuai dengan filosofi yang didapatnya dari Pak Agus,
“Pak Agus pernah berkata pada saya, kita sebagai penjual adalah pelayan bagi pembeli maka posisi kita harus benar-benar ramah, sabar dan melayani dengan cara-cara yang memuaskan”.
Asrul yang saat ini menjadi ketua OMG atau Online Marketer Group (komunitas alumni pelatihan Pak Agus) juga tak lupa berbagi ilmu internet marketing bagi sesama.
“Tujuan jangka panjang saya adalah berbagi ilmu dan pengalaman di dunia internet marketing yang saya kuasai kepada orang lain. Dalam mengajarkan ilmu Internet Marketing sesuai dengan anjuran Pak Agus pada saya yaitu harus memperlakukan setiap orang yang kami ajar seperti bayi. Mengajar dari hal-hal terkecil dan telaten, serta jangan membeda-bedakan murid. Ngajar siapapun berapa orang pun yang kita berikan harus maksimal”.
Tak heran dengan filosofi yang seperti itu Asrul sudah sering di undang share ilmu Internet Marketingnya di beberapa daerah. Dan filosofi yang di ajarkan Pak Agus pun diterapkan dengan sungguh-sungguh seperti saat Asrul di undang seharing ilmu di Jombang,
“Saya baru perjalanan pulang dari Bandung untuk mengisi seminar, lalu karena ada undangan mengisi seminar di Jombang maka saya jadwalkan untuk sekalian ke Jombang dan ternyata di Jombang hanya ada 4 orang murid yang sudah lumayan berumur plus tidak tahu internet. Awalnya saya sedikit malas, tetapi begitu ingat kata-kata Pak Agus saya pun bersemangat lagi dan berusaha memberikan ilmu semaksimal mungkin”.
Asrul menargetkan untuk jangka pendek dia ingin mulai untuk ekspansi ke luar negeri, walaupun sudah mengirim beberapa kali jaketnya ke Malaysia tapi dia juga ingin ekspansi ke negara-negara lain seperti Singapura.
Dari komunitas OMG sendiri Asrul memperoleh banyak manfaat seperti memperbanyak networking, transfer ilmu, cross selling antar anggota dan menjaga silaturahmi dengan teman-teman seangkatan seminar. Asrul bersyukur sekali karena OMG kini mampu menjadi komunitas yang kuat salah satunya tak lepas dari peran Pak Agus sebagai pembina, sehingga antar satu anggota dan anggota lainnya memiliki visi yang sama.
Profil
Nama : Asrul Tsani
Instansi : CV. Ayung Sportindo
Umur : 36 tahun
Usaha : Konveksi Jaket
Berdiri : 2007
Alamat :
Jl. Muharto Gg 5, Perum Graha Kota Asri blok I.14 Kota Lama Malang
No Hp :
081 559 12 548, 081 805 177 446, 0852 5975 2286
Telp Rumah : 0341 - 7566326
Fax :
Website : www.pesanjaketonline.com
YM :
Email : pesanjaketonline@gmail.com
4 komentar
salut buat Asrul Tsani
BalasHapusJEMPOL DAH buat Asrul Tsani.
mantab.. komentar pertama
BalasHapus^_^
www.distroblogger.com
jossss gandosss kotos kotoss....
BalasHapushttps://www.facebook.com/jualjamtanganbranded
jossss gandosss kotos kotoss....
BalasHapushttp://jualmesinproduksi.biz/