Penghina Nabi Pantas Mati?
20.16
Beberapa hari ini banyak bertebaran di
media sosial tentang polemik pembantaian di Charlie
Hebdo. Pembunuhan yang ditengarai berasal dari penerbitan kartun-kartun
bernada satir pada Nabi Muhammad saw. Di twitter ramai bertebaran hesteg #JeSuisCharlie sebagai dukungan pada korban pembunuhan dan
kalangan jurnalis, komikus dan kritikus. Di dunia sepakbola kesebelasan lazio
mengeluarkan jersey khusus bertulis #JeSuisCharlie sebagai dukungan dari dunia olahraga. Banyak
kalangan di berbagai dunia yang bersuara tentang pembunuhan ini. Sebagian besar
bersuara bahwa tak pantas sebuah kartun dibayar dengan nyawa 12 orang. Dan
tidak bisa dibenarkan pembunuhan pada para kritikus, tidak layak tajamnya pena
dibalas dengan ujung peluru. Para
pemimpin dunia berkumpul di Paris berjejer bersama ribuan orang lainnya untuk
menunjukkan kedukaan.
Dari kalangan muslim, berbagai meme
dan gambar untuk menunjukkan ketimpangan juga hilir mudik di linimasa.
Rata-rata mengambarkan bahwa mengapa pemimpin dunia prihatin pada 12 orang yang
dibunuh tapi buta pada pembantaian di Rohingya, Irak, palestina dan afghanistan
pada umat muslim?
Lalu apakah Penghina Nabi Pantas Mati?
Untuk mengetahui pertanyaan itu mari
kita simak Sikap Nabi Muhammad saw pada Penghinanya
Hadits ini adalah
riwayat Abu Daud no. 4361, An-Nasai no. 4070, Al-Baihaqi no. 13375, sanadnya
dishahihkan oleh syaikh Al-Albani
Dari Ibnu Abbas
radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya ada seorang laki-laki buta yang memiliki
seorang budak perempuan. Budak perempuan itu biasa mencaci maki dan
merendahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam. Sebagai tuan, laki-laki
buta itu telah memperingatkan budak perempuannya untuk menghentikan perbuatan
buruknya itu. Namun perempuan itu tidak mau menuruti peringatannya.
Perempuan itu tidak mau berhenti menghina Nabi. Pada suatu malam, budak
perempuan itu kembali mencaci maki Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam. Maki
laki-laki buta itu mengambil belati dan menusukkannya ke perut perempuan serta
menekannya dengan kuat, Dia menekan pisau dengan kuat hingga budak
perempuan itu mati, dan keluar janin dari perutnya, mengotori ranjang. Keesokan
paginya, berita pembunuhan perempuan yang hamil itu sampai pada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa salam.
Maka beliau
mengumpulkan para sahabat dan bersabda di tengah para sahabatnya:
“Aku bersumpah dengan
nama Allah, hendaknya orang yang melakukan pembunuhan itu berdiri sekarang juga
!”
Laki-laki buta itu
berdiri dan menghampiri Nabi shallallahu alaihi wasallam, dan berkata: aku yang
membunuhnya. Akulah tuannya. Dia selalu mencaci maki dan menghina Anda.
Aku telah memperingatkannya, namun ia tidak mau peduli. Aku telah
melarangnya, namun ia tidak mau berhenti. Aku memiliki dua orang anak seperti
intan pertama darinya. Ia amat sayang padaku. Ketika tadi malam ia
kembali mencaci maki dan menghina dirimu, maka aku pun mengambil belati,
menusukkan ke perutnya dan menekannya dengan kuat sampai ia tewas.”
Kita potong sebentar
kisah ini. Saya ingin tanya pada kawan-kawan, apa kira-kira jawaban Nabi
-alaihis shalatu was salam- ?
Apakah Nabi -alaihis
shalatu wassalam- marah pada si buta itu, dan menyuruh untuk diqishash (dibalas
bunuh)?
Apakah Nabi
-shallalllahu alaihi wasallam- marah, dan mengatakan: harusnya budak itu engkau
biarkan saja, tidak usah kau bunuh?
Apakah Nabi
-alaihisshalatu wassalam- menasehati orang tua itu: balaslah keburukan dengan
kebaikan?
Apakah Nabi -alaihis
shalatu wassalam- mengatakan: tidak perlu engkau membelaku, karena Allah telah
membelaku?
Simaklah sabda Nabi
shallallahu ‘alaihi wa salam : “Hendaklah kalian semua menjadi saksi, bahwa
darah perempuan itu telah sia-sia.
Apa maksudnya
darahnya sia-sia? Artinya darahnya tidak berharga. Dia halal dibunuh.
Pembunuhnya tidak dihukum qishash. Di sini Nabi -alaihis shalatu was
salam- membenarkah perbuatan si buta tadi.
Nabi -alaihis shalatu
wassalam- tidak mengatakan: harusnya kamu melaporkan ke saya dulu, saya yang
memutuskan.
Nabi -alaihis shalatu
was salam- tidak mengatakan: Islam adalah agama rahmat, biarkan saja dia
menghina.
Karena menghina Nabi
-alaihis shalatu wassalam- berbeda dengan menghina person biasa. Beliau bukan
person biasa.
Apakah Nabi -alaihis
shalatu wassalam- tidak hafal ayat-ayat yang menyuruh bersikap pemaaf?
Apakah Nabi -alaihis
shalatu wasalam- lupa pada hadits-hadits tentang keutamaan sabar dan pemaaf?
Nabi -alaihis shalatu
wassalam- tidak mengatakan: biarkan saja dia menghina, hakekatnya dia sedang
menunjukkan keburukan dirinya.
Nabi tidak
mengatakan: biarkan saja dia menghina, kemuliaanku tidak berkurang karena
dihina oleh dia.
Repotnya, hari ini
banyak orang sok bijaksana. Adakah yang lebih bijaksana dari Nabi Muhammad?
Apakah Nabi Muhammad
sudah tidak lagi berakhlak mulia karena membiarkan orang dibunuh hanya karena
menghina?
Nabi Muhammad bukanlah person biasa,
beliau adalah manifestasi utusan Allah Yang Maha Mulia. Yang begitu banyak
dicintai oleh umat Muslim di seluruh dunia. Coba saja kita hitung berapa juta
umat muslim yang menamakan anak lelakinya dengan kata Muhammad, sebagai perwujudan
cinta mereka pada kekasih Allah swt ini?
Lalu pantaskah bila ada sebagian dari
umat muslim yang marah,dan berujung pada pembunuhan si penghina Nabi? Menurut
saya pribadi, SANGAT PANTAS.
Cinta itu buta, dan kebutaannya bisa
menyebabkan seseorang menjadi gelap mata dan tumpul nalar. Tentu kita sering
mendengar seorang laki-laki atau perempuan membunuh orang lain karena jatuh
cinta yang teramat sangat. Kita tentu pernah membaca di berita seorang pria
membunuh pria lain yang dia anggap menghina dan melecehkan istrinya. Maka bagi
saya SANGAT WAJAR bila ada sebagian umat muslim yang sampai melakukan pembunuhan
karena Nabi yang dicintainya dihina dan dilecehkan.
Sebagaimana Tuan dari budak perempuan
di atas, Charlie Hebdo telah berkali-kali
diingatkan oleh umat muslim dunia untuk tidak memuat atau mencetak hal-hal yang
menyinggung Nabi Muhammad. Tahun 2007 Charlie
Hebdo harus membela diri di pengadilan sehubungan dengan kartun Nabi Muhammad,
yang dicetak ulang di majalah itu, dan membuat marah umat Muslim dunia. Tahun 2011 diulangi lagi dengan membuat edisi
kontroversial. Maka sebagaimana diungkapkan oleh Nabi Muhammad saw “Hendaklah
kalian semua menjadi saksi, bahwa darah perempuan itu telah sia-sia.”
Maka saya pun
berkeyakinan bahwa darah para kru Charlie Hebdo telah SIA-SIA.
Semoga tulisan ini
bisa diterima oleh Allah sebagai pembelaan saya pada Rasulullah. Shalawat serta
salam untuk beliau.
Sumber :
Kompas
Syarif Baraja
dll
0 komentar