Larangan di Jendela

13.31



Bila teman-teman pernah melihat film yang dibintangi Roberto Benigni berjudul “Life is Beautiful” maka teman-teman akan menemukan satu scene yang kejadiannya kira-kira seperti ini (filmnya sudah lama banget soalnya jadi inget-inget lupa he3) Roberto dan anaknya sedang melewati sebuah toko lalu si anak bertanya

“Mengapa ada tulisan di kaca toko berbunyi Anjing dan Yahudi dilarang masuk.”
Si Roberto yang berperan menjadi bapak berdarah Yahudi-Italia menjelaskan dengan lucu
“Ya karena setiap toko sebenarnya punya aturan sendiri-sendiri, ada toko yang melarang kelinci dan orang Indian masuk, besok kita akan tempel di toko kita laba-laba dan orang Prancis dilarang masuk. Bagaimana setuju?.”
Si anak lalu menyetujui pendapat ayahnya itu.

Tapi kali ini kita bukan akan membahas tentang film tersebut , kita akan membahas tentang makna dari tulisan larangan tersebut. Pada masa NAZI berkuasa tulisan seperti itu digunakan sebagai propaganda untuk menunjukkan superioritas bangsa Jerman pada ras tertentu. Setelah NAZI runtuh tulisan-tulisan bernada rasis seperti itu juga masih banyak berkembang di masyarakat barat sampai ke benua Afrika. Di Afrika Selatan dulu tak jarang sebuah kafe di pintu atau jendela depannya tertulis “Orang Negro dan Anjing dilarang masuk”. Hingga akhirnya rezim apartheid runtuh dan mulai ada kesetaraan pada berbagai ras, walaupun masih tidak dapat disangkal bahwa tindakan-tindakan rasis masih terjadi tidak hanya di Afrika Selatan tetapi juga di Amerika dan Eropa.

Dan tahukah teman-teman ternyata saya juga menemui tulisan sejenis di Kota Malang. Yupz, di “Kota Seribu Ruko” ini saya temui tulisan bernada sejenis. Tempo hari saya saat saya melewati jalan Gajayana dan melewati salah satu swalayan yang terkenal dengan harganya yang murah. Mata saya tergerak untuk melihat sebuah tulisan yang tertempel di sebuah salon yang terletak di sebelah swalayan tersebut tulisan itu cukup menggelitik untuk saya ungkapkan di sini. Salon itu memiliki plang nama yang cukup besar bertuliskan Salon Muslimah. Di bawah tulisan tersebut terdapat berbagai macam tulisan yang menyebutkan layanan yang bisa didapatkan oleh calon konsumen. Lalu saya tergerak untuk melihat tulisan yang tertera di jendela depannya. Alangkah tergelitiknya hati saya karena di situ tertempel sebuah kertas yang di print bergambar lingkaran dengan garis diagonal melintang dan tulisan Laki-laki dan Non-Muslim dilarang masuk. Pikiran saya langsung mengingat film Life is Beautifull, saya belum tahu secara pasti alasan secara jelas dari pemilik salon tersebut menempelkan hal itu tetapi bila tulisan tersebut dimaksudkan hanya untuk memperkuat positioning niche marketnya yaitu hanya untuk Muslimah saja maka akan lebih bijak untuk menempel tulisan Muslimah Only daripada memasang himbauan yang secara langsung memantik rasa keberagaman dalam agama. Saya rasa dengan himbauan Muslimah Only dengan gambar perempuan berkerudung akan lebih lembut tetapi mengena, karena siapa pun tahu definisi Muslimah adalah wanita yang beragama Islam. Jadi tak mungkin laki-laki akan masuk kecuali yang tidak bisa baca atau lagi khilaf. Kemungkinan calon konsumen non-muslim pun akan sangat kecil sekali untuk masuk ke salon tersebut karena sudah tersampaikan lewat tulisan di plang namanya (yang super gueede) dan gambar perempuan berkerudung secara jelas. Saran saya melalui tulisan ini sangat jelas yaitu agar setiap kita terutama kaum muslim menggunakan cara-cara yang lembut dalam menginformasikan sesuatu tanpa memantik perasaan yang dapat memicu rasa tidak enak antar agama apalagi kalau sampai memicu konflik SARA. Karena kita tahu bahwa islam adalah Rahmatan lil'alamin
Malang (21 Maret 2011)

You Might Also Like

0 komentar

Instagram