Jokowi : Saat Angka Berbicara.
19.28Berpasangan dengan Basuki Tjahaya Poernama (Ahok) menjadikan nama Jokowi semakin meroket di blantika perpolitikan Indonesia. Banyak celaan-celaan negatif terkait pasangan ini, awalnya celaan banyak ditujukan kepada Ahok, yang kebetulan beliau sangat memenuhi syarat untuk di Bully. Sudah Cina, Kristen lagi. Maka issue etnis dan agama ini dijadikan senjata utama untuk mencecar pasangan ini sebelum pilkada DKI. Isu itu tenyata tidak mampu menghadang laju pasangan Jokohok untuk menjadi DKI 1 dan DKI 2. Satu tahun lebih berjalan, banyak yang Jokowi-Ahok lakukan dan buktikan. Dampak sepak terjang positif mereka direkam jelas oleh media bahkan Youtube pun kebagian merekam aksi-aksi bersejarah mereka.
Disini kita akan kupas bersama sedikit dari apa saja yang telah dilakukan oleh Jokowi – Ahok untuk menaklukkan ibukota. Sebagai awalan kita akan kupas Angka-angka yang diraih Jokowi-Ahok selama memimpin Jakarta. Apa saja yang telah dilakukan oleh Jokowi (bersama Ahok), berikut penjabarannya.
1. Menaikkan PAD dan APBD Jakarta.
Angka tak pernah berbohong, itulah ungkapan yang menujukan bahwa kinerja sebuah organisasi akan selalu dapat diukur dengan menggunakan angka-angka. Dan untuk urusan angka maka Jokowi-Ahok boleh berbangga, angka yang dihasilkan oleh mereka bisa dikatakan sangat memuaskan. Ini bisa diukur dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jakarta yang melonjak. Di satu tahun kepemimpinan Jokowi-Ahoki, atau tepat pada posisi triwulan III, PAD dari pajak online telah meningkat. Hingga 31 September 2013, PAD dari pajak online telah mencapai 78 persen atau Rp 17,628 triliun dari target Rp 22,6 triliun. Angka ini meningkat hampir 21 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan PAD ini menyebabkan meningkat pula APBD DKI Jakarta. Asal tahu saja peningkatan APBD Jakarta dari tahun 2012 (saat dipimpin si Foke Kumis) dari Rp 41,3 T naik menjadi 49,98 T di 2013. Lalu dari 2013 ke tahun 2014 naik sebesar 72%. Dari 49,9 T naik menjadi 69,5 T, kalau diukur dari APBD 2011 ke 2014 maka kenaikannya 219%. Luar biasa bukan?. Dengan naiknya APBD ini artinya semakin besar pula kesempatan Jokowi-Ahok untuk menambah fasilitas untuk masyarakat Jakarta.
Jadi jangan heran kalau di tahun 2014 ini pemprov DKI bisa mendatangan ratusan Bis transjakarta, memberikan jaminan kesehatan dan pendidikan, membangun kampung-kampung deret dan menormalisasi sungai dan waduk dalam skala masif. Ini semua karena Jokowi-Ahok berhasil mengatrol APBD sedemikian besar. Sebagai pembanding, silahkan cari kepala daerah selain di Jakarta yang mampu menaikkan APBD nya hingga 200 persen. Insyaallah ga akan ketemu selain Jokowi-Ahok :)
2. Efisiensi Anggaran.
Seperti kita ketahui bersama, penyakit negara ini adalah in-efisiensi anggaran. Anggaran bocor disana-sini sehingga kita sudah mahfum dengan teori ‘’Tetesan Es’’. Anggaran yang sedemikian besar dari pusat akan ‘’menetes’’ ke kantong-kantong pejabat sehingga saat sampai di masyarakat anggaran itu tinggal sangat kecil sekali. Jokowi (bersama Ahok) terbukti mampu mengurangi inefisiensi anggaran tersebut hingga terakumulasi sebesar 2 Trilyun. Di Solo Jokowi melakukan hal yang sama, berkat efisiensi anggaran Jokowi mampu menaikkan PAD Solo yang semula 54 Milyar menjadi 146 Milyar. Jokowi di Solo mampu mengefisiensikan anggaran daerah, di Jakarta Jokowi juga sukses mengulanginya dengan angka yang lebih tinggi. Maka apabila Jokowi terpilih sebagai pemimpin negara ini hal itu juga sangat mungkin sekali akan bisa di ulanginya kembali. Dengan efisiensi anggaran maka uang negara akan bisa digunakan untuk rakyat. Bayangkan dari 1.800 Trlyun APBN hampir separuhnya bocor, kalau saja Jokowi mampu mengefisienkan 25% saja dari kebocoran itu seperti yang selama ini dilakukan di Jakarta, maka akan ada Rp 450 Trilyun uang rakyat yang selamat dan bisa digunakan untuk kepentingan rakyat.
3. Transparansi Anggaran.
Kenapa jokowi-Ahok bisa memperoleh angka-angka sebesar itu? Satu hal yang pasti, Jokowi-Ahok tidak ditumpangi kepentingan pihak manapun, maupun kepentingan individual untuk memperoleh keuntungan. Sehingga Jokowi –Ahok benar-benar mampu bekerja lepas, total dan transparan. Pemimpin bersih tidak akan ada kata takut untuk membeberkan anggaran dana yang dimiliki. Jakarta menjadi kota pertama yang pemerintahnya membuka Akses Data Transaksi Rekening nya. Poster-poster anggaran daerah periode 2013 dipajang di seluruh kantor kelurahan, kecamatan, hingga pos RW di seluruh wilayah ibu kota. Pujian datang dari BPK maupun Dubes Inggris. Baru pertama kali ini di Indonesia seorang pemimpinnya membuka akses anggarannya ke publik. Hal ini merupakan revolusi dalam bidang transparansi anggaran daerah. Bila di Jakarta bisa, maka bukan tidak mungkin saat Jokowi memimpin negara ini. Kita semua akan bisa mengakses kemana uang pajak kita dilarikan oleh negara. Hal ini tentutnya akan turut memperkecil kemungkinan penyelewengan dana oleh pejabat-pejabat pemerintah.
Kata orang bijak, Kesuksesan selalu meninggalkan jejak. Bila ingin sukses maka tinggal mengikuti jejak-jejak kesuksesan yang telah ditapaki. Jokowi terbukti telah menapakkan jejak-jejak kesuksesan di Solo dan Jakarta untuk itulah beliau pantas untuk kita pilih menjadi The Next Mr. President.
sumber :
http://www.jakarta.go.id/v2/news/2013/03/bpk-puji-pemprov-dki-soal-transparansi-anggaran#.U1ZRtldlxHg
http://batam.bisnis.com/m/read/20140416/13/44224/jokowi-resmi-buka-akses-data-transaksi-rekening-pemprov-dki
www.jakarta.go.id.
0 komentar