BALERINA

05.59


Friends, (Cieee, pake bahasa Inggris segala) dalam hidup ini pasti ada pasang-surutnya kan, Ada senang-ada susah, kadang beruntung-kadang buntung (apes maksudnya), hari ini ketawa-besok menangis, jadi serba ga pasti deh! dikala senang terkadang kita membagi kesenangan itu, dikala susah kadang kita perlu seseorang untuk mendengarkan keluh kesah kita (biasa kita sebut orang macam gini sebagai tong sampah He13x). Tapi ga jarang mereka juga memberi nasehat dan masukan pada kita. Nah, saya punya teman yang suka memberikan masukan berupa cerita-cerita yang selalu menjadi inspirasi bagi saya dan mendorong agar saya selalu semangat dikala saya susah (dan emang saya lebih sering susah daripada seneng). Pengen tau salah satu ceritanya???. Saya diberi cerita ini saat awal masuk di radio kampus dan coba2 jadi penyiar. Bagi teman2 yang udah pernah tau ya pura2 aja ga tau ya he13x.


Cerita ini mengenai seorang wanita yang menjadi penjaga toko di sebuah persimpangan jalan. Dia juga hobi menari balet dan bercita-cita untuk menjadi penari balet yang ternama. Suatu ketika di dekat tokonya terdapat papan iklan yang mengumumkan bahwa akan diadakan suatu pertunjukan balet yang diadakan oleh seorang maestro balet terkemuka. Dan wanita itu berpikir inilah saatnya dia unjuk gigi pada guru balet tersebut untuk menunjukkan bakatnya. Maka wanita tersebut menonton pertunjukan balet sang maestro dan setelah pertunjukan itu usai wanita tersebut langsung menuju belakang panggung untuk menemui sang maestro. Di belakang panggung wanita itupun bertemu dengan sang maestro dan berkata
“Maestro, anda adalah orang yang sangat saya kagumi dan saya ingin meminta pendapat anda tentang bakat saya menari balet”.
Dijawab oleh sang Mestro “Baik, silahkan menari selama 10 menit dan akan saya beri komentar”.
Maka menarilah si wanita tersebut dengan sepenuh hati, tetapi belum 5 menit berlalu Sang Maestro berkata “Cukup!, anda TIDAK Berbakat menari balet”.
Maka hancurlah hati si wanita tersebut, dia berlari pulang dengan air mata berderai. Sesampainya di rumah dia tidak berhenti menangis 7 hari 7 malam (kayak selamatan aja ). Wanita tersebut akhirnya melupakan impiannya untuk menjadi balerina terkenal dan memilih untuk menjaga toko di persimpangan jalan seumur hidupnya. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan bulan berganti tahun (singkat kata bertahun-tahun kemudian), sang maestro datang kembali ke kota itu dan mengadakan pertunjukan balet lagi. Si wanita tersebut kemudian tergugah untuk bertanya pada sang maestro apa kiranya yang membuat dirinya dikatakan tidak berbakat. Akhirnya dia pun bertemu lagi dengan sang maestro di belakang panggung.
Wanita tersebut bertanya” Wahai maestro, apakah kamu masih ingat pada saya?”
Sang maestro menjawab “ Ya, aku masih ingat padamu, kamu yang bertahun-tahun lalu meminta pendapatku soal bakat menarimu, benarkan?”
“Ya, dan saya sekarang ingin bertanya mengapa anda mengatakan bahwa saya tidak berbakat?, padahal saya hanya tampil kurang dari 5 menit” Balas wanita tersebut.
Dan jawaban dari sang maestro sungguh menggagetkan “ Sesungguhnya saya tidak sempat melihat penampilanmu saat itu, saat kau menari aku sedang menandatangani surat dari salah seorang fansku”
“Lalu bagaimana anda memberi penilaian pada saya bila anda teryata tidak melihat penampilan saya?” Ucap si Wanita dengan berang.
“ Karena saya selalu mengucapkan hal itu pada setiap orang yang bertanya pada saya tentang bakat menari mereka, ketahuilah bahwa bakat anda bukan sayalah atau orang lain yang menetukan baik atau tidaknya. Tetapi bakat anda akan berkembang sesuai dengan KEMAUAN anda untuk mengoptimalkannya. Banyak orang-orang seperti anda yang selalu menggantungkan penilaian baik dan buruk pada orang lain. Padahal dari diri anda sendirilah kebaikan dan keburukan itu berasal”. Jawab sang maestro dengan bijak.
Wanita itu kini lebih hancur hatinya, mengapa dia dulu begitu naif mempercayai perkataan sang maestro dan dengan langkah gontai dia pulang menuju toko di persimpangan jalan. Dia pun seumur hidupnya menjadi penjaga toko di persimpangan jalan.
Nah, itu tadi cerita tentang si Wanita penjaga toko. Awal diberi cerita ini saya sedang putus asa karena siaran pertama saya di radio kampus sangat jelek, bahkan diketawain oleh seorang teman. Sempat saya mau mutung atau mandeg tapi begitu diberi kisah ini saya langsung menangkap bahwa inti dari cerita ini adalah bahwa kita semua ga boleh terlalu bergantung pada penilaian orang lain. Si wanita tadi adalah gambaran kita (baik cewe’ ato cowo’) dan hobi menarinya adalah gambaran dari bakat atau pekerjaan yang kita inginkan. Dan sang maestro adalah gambaran dari orang2 disekitar kita baik ortu, teman, guru, dosen, atau ,masyarakat yang semuanya kadang memberikan penilaian semu pada diri kita. Nah, tinggal dari kita aja apakah kita akan hancur hatinya oleh perkataan2 negatif tentang hobi atau pekerjaan kita dari “Sang Maestro” ato kita menjadi individu yang berpendirian teguh walaupun perkatan2 negatif menyerang kita. Itu terserah anda. Dan saya masih aktif siaran hingga saat ini. (baw)

You Might Also Like

0 komentar

Instagram