Semoga Calon Istriku “Buta, Tuli, Bisu, Cacat tangan dan kakinya”

21.54

Saat kita duduk di bangku sekolah dasar dan menengah tentunya kita pernah diberitahu cerita-cerita tentang utusan-utusan Allah dan wali-wali Allah. Salah satu cerita yang masih melekat di pikiran saya adalah cerita yang akan saya beberkan (kayak tikar aja di beber he3x) di bawah ini. 
Alkisah salah satu sunan dari Wali Sanga akan menunaikan salat di sebuah masjid. Saat akan mengambil air wudhu beliau menemukan sebuah manggis yang hanyut terbawa aliran sungai di dekat tempat wudhu. Beliau pun mengambil buah manggis tersebut dan memakannya, tetapi belum sempat menghabiskannya beliau sadar bahwa beliau telah memakan sesuatu yang bukan haknya, maka beliau pun menyusuri sungai tersebut untuk mencari siapa empu (pemilik) dari manggis yang telah beliau makan untuk memperoleh keikhlasan si pemilik manggis atas kelancangan beliau telah memakan buah yang bukan milik beliau. Dan singkat cerita sampailah beliau di rumah seorang ‘juragan’ di daerah tersebut dan rupanya memang sang juraganlah yang memiliki manggis tersebut. Sang juragan rupanya telah bersumpah bahwa barang siapa yang memakan buah manggis dari pohon miliknya bila laki-laki maka harus menikahi putrinya, sang juragan menjelaskan bahwa putrinya buta, tuli, bisu, cacat tangan dan kakinya. Kebetulan sang sunan juga belum beristri, Sang sunan karena merasa bahwa ini adalah jalan yang diberikan oleh Allah untuk memperoleh istri dan merasa bersalah serta harus bertanggung jawab karena memakan manggis yang bukan miliknya maka setuju menikahi putri sang juragan walaupun putri tersebut buta, tuli, bisu, cacat kaki dan tangannya.
Setelah sang sunan menyatakan persetujuannya untuk menikahi putri sang juragan, maka sang juragan memanggil putrinya dan betapa kaget sang sunan karena yang di hadapannya adalah seorang perempuan yang sangat cantik, utuh anggota badannya, mampu berbicara, mendengar, melihat, serta bergerak sebagaimana semestinya. Dengan heran sang sunan bertanya pada sang juragan yang bakal menjadi mertuanya, mengapa beliau mengatakan bahwa putrinya bisu, tuli, buta, cacat kaki dan tangannya padahal yang di hadapannya adalah seorang perempuan yang fisiknya sempurna. Sang juragan menjelaskan bahwa putrinya memang buta karena putrinya tidak pernah melihat sesuatu yang tidak boleh dilihat oleh kedua matanya, putrinya bisu karena tidak pernah berkata yang menyakiti orang lain, putrinya tuli karena tidak pernah mendengar hal-hal buruk di sekitarnya, dan disebutnya cacat kedua tangan dan kakinya karena kedua tangan putrinya tidak pernah berbuat maksiat dan menyentuh sesuatu yang bukan haknya serta kedua kakinya tidak pernah dilangkahkan dalam keburukan. Setelah mendengar penjelasan dari bakal mertuanya tersebut maka bersyukurlah sang sunan karena telah diberi calon istri yang selama ini dijaga kesuciannya oleh Allah. Dan setelah mereka menikah maka mereka dikaruniai oleh Allah anak-anak yang menjadi penerus perjuangan penyebaran Islam di bumi nusantara ini.
Sebagai seorang manusia normal tentunya kita ingin memiliki pasangan yang “buta, tuli, bisu, cacat kedua kaki dan tangannya” atau dengan kata laen kita ingin dapet pasangan yang nyaris sempurna. Kita kadang sudah punya list tentang syarat-syarat calon pasangan kita agar sesuai dengan keinginan kita. Sang calon pendamping harus gini lah, harus gitu lah dan macem-macem persyaratan yang ga kalah dengan persyaratan masuk PNS. Dan itu sebenarnya sah-sah aja tetapi yang patut kita pikirkan apakah saat kita mematok syarat pada orang laen, apakah kita telah menetapkan standar yang pantas bagi diri kita sendiri. Bila kita ingin calon pasangan yang mampu menjaga pandangannya kita patut bertanya apakah kita sudah mampu menjaga pandangan kita. Bila kita ingin calon pendamping kita bisu dari perkataan-perkataan buruk, ghibah, dan fitnah kita patut bertanya pada hati kita apakah mulut kita sudah tertutup untuk perkataan-perkataan buruk dan perbuatan-perbuatan yang di ganjar oleh Allah kelak di neraka dengan memakan bangkai. Maka dari itu wahai hatiku yang lemah, mari senantiasa menjaga perbuatan dan perilaku kita sebaik mungkin agar kita pantas untuk mendapat pasangan hidup yang juga mampu menjaga setiap perilakunya. Karena lelaki yang baik akan mendapat pasangan yang baik pula. Alhamdulillah

You Might Also Like

0 komentar

Instagram