Tiga Dibalik Tiga

06.25


Suatu ketika berjalanlah seorang pemuda di tepi pantai selepas subuh, sambil menikmati suara debur ombak dan angin laut yang menerpa wajahnya. Pemuda tersebut bertemu dengan dua orang pasutri (pasangan suami-istri)yang telah berumur sedang melemparkan sesuatu ke laut berulang-ulang kali. Sang pemuda mendekati mereka dan bertanya-tanya apa gerangan yang mereka berdua lakukan?. Teryata kedua pasutri tadi sedang melempar bintang laut-bintang laut yang terbawa ke pinggiran pantai mereka lempar kembali ke perairan yang lebih dalam.
Sang pemuda pun bertanya “Mengapa kalian melempar bintang laut-bintang laut ini ke tengah lautan kembali?”
Sang suami menjawab “Jika matahari telah terbit, bintang laut-bintang laut ini akan mati terkena sinar matahari. Oleh karena itulah kami lempar kembali bintang laut-bintang laut ini ke perairan yang lebih dalam”
“Tetapi garis pantai ini kan panjangnya puluhan kilometer dan ratusan ribu bahkan jutaan bintang laut terdampar di sepanjang garis pantai ini, sia-sia saja usaha kalian ini.” Ujar sang Pemuda.
Sang suami memandang bintang laut di tangan kanannya “Mungkin bagimu atau bagi orang lain usaha kami ini akan sia-sia saja, namun bagi bintang laut ini semoga saja usaha kami ini tidak akan sia-sia.” kemudian melemparkannya ke arah laut.
Sang pemuda termanggu mendengar jawaban sang suami tersebut.
Mungkin selama ini kita menganggap sepele kebaikan-kebaikan kecil yang dilakukan oleh orang lain ataupun diri kita sendiri. Tetapi percayalah dari kebaikan-kebaikan kecil itulah kita sebenarnya sedang mengumpulkan butiran-butiran pasir kebaikan yang nantinya akan menjadi gunung kebajikan. Sekecil apapun kebaikan kita akan tetap tercatat dalam kitab amal dan tidak akan luput dari pengamatan Allah SWT. Itulah mungkin sebabnya Sayyidina Muhammad al-Bagir menasehati putranya, Sayyidina Ja’far ash-Shadiq, “..duhai anakku, sesungguhnya Allah menyembunyikan tiga di balik tiga :
1. Ia menyembunyikan ridha-Nya di dalam ketaatan kepada-Nya. Karena itu, janganlah kau remehkan sekecil apapun ketaatan karena mungkin di situlah terletak ridha-Nya.
2. Ia menyembunyikan amarah-Nya dalam maksiat. Karena itu, janganlah kau remehkan sekecil apapun perbuatan maksiat karena mungkin di situlah terletak amarah-Nya.
3. Ia menyembunyikan kekasih-Nya di antara makhluk-makhluk-Nya. Karena itu, janganlah kau remehkan sehina apapun makhluk-Nya, karena mungkin ia adalah kekasih Allah.
(Kantor baru, 09 Agustus 2010).Alhamdulillah

You Might Also Like

0 komentar

Instagram