7 Kunci Menjadi Lebih Baik

19.55




Bel sekolah telah berdentang-dentang, ruang kelasku sudah mulai senggang. Aku menyapu ruang kelasku sambil bersiul-siul kecil. Ini bukan hari piketku, karena saat ini giliran piket telah dihapus oleh sekolah. Tugas murid bukanlah membersihkan kelas tetapi belajar, begitu alasan dewan murid yang kudengar dari Pak Guru. Tapi bagiku menyapu kelas yang kosong adalah saat-saat yang menyenangkan. Saat-saat di mana aku bisa sendiri, berpikir, dan merenung tentang segala sesuatu untuk kucurahkan dalam tulisanku. Maka aku selalu pulang terakhir untuk menyapu kelasku dan sekedar menghapus coretan di papan tulis.
“Lho, kamu belum pulang?” sapa Pak Guru yang datang dengan membawa tumpukan kertas.
“He..he…he, belum Pak” jawabku.
“Begitu dong nyapu, biar jadi anak rajin.”
“Iya, pak. Sambil mencari INSPIRASI, secara saya kan calon penulis beken. The next Rendra ha..ha..ha.”
“Hmm boleh juga cita-citamu itu, kutemani deh.”
“Gitu dong Pak, bapak duduk saja di kursi itu. Bagian situ sudah saya bersihkan.” Aku menunjuk kursi paling depan di dekat pintu.
Beliau duduk dan meletakkan tumpukan kertasnya di meja.
“Pak, sambil nunggu saya nyapu. Cerita dong tentang kunci sukses jadi sastrawan beken .”
“Wah..wah..saya ga pernah jualan kunci, dan saya kan bukan sastrawan beken he..he..he” jawab beliau sekenanya.
“Yaah” jawabku kecewa.
“Oke, tapi saya ada cerita tentang 7 hal yang bisa membuat kita menjadi manusia yang lebih baik. Mau saya ceritain ga?”
“Lha ya jelas mau pak.” Aku setengah berteriak karena sekarang posisiku berada agak jauh dari beliau.
“Hmmmm, begini ceritanya….”
“Yang agak keras pak, saya ga kedengaran” pintaku dari deretan kursi-kursi di tengah kelas.
“Malam itu udara cukup dingin, aku menuju salah satu kompleks tentara yang terletak di sebelah timur Kota Malang. Kupacu sepeda motorku dengan kecepatan tinggi untuk mengejar waktu, aku berjanji untuk menemui guruku malam ini. Beliau sedang ada kunjungan di Malang dan aku tidak menyia-siakan kesempatan ini. Sesampainya di tempat tujuan, aku melihat sudah ramai orang berkumpul berbincang-bincang di dalam ruangan. Kursi sofa yang tertata berbentuk huruf U itu sudah penuh diduduki oleh orang-orang yang datang sebelum aku. Kuucapkan salam, lalu kucium tangan guruku yang hari itu menggunakan kaos putih bergaris hitam dan jaket hitam di bagian luarnya. Tamu-tamu lain menjabat tanganku dan kemudian satu kursi tambahan disediakan untukku. Aku segera duduk dan mulai diperkenalkan dengan orang-orang yang berada di ruangan. Setelah perbincangan basa-basi maka guruku memperbaiki sikap duduknya dan mulai menatap serius ke arah kami semua.
“Ada hal penting yang ingin aku sampaikan pada kalian. Suatu hal yang selama ini telah kupikirkan dan kurenungkan selama masa hidupku ini.”
Segelas air mineral dihidangkan di depanku.
“Setelah aku puluhan tahun mengenyam kehidupan, aku menemukan bahwa ada 7 kunci yang akan membawa kalian untuk menjadi orang yang lebih baik.”
Angin berhembus kencang di luar, dan pintu pun kami tutup agar tidak membawa dampak buruk bagi kesehatan guru kami.
“Harap kalian ingat dan lakukan 7 kunci ini.”
“Yang pertama adalah hiasilah hidup kalian dengan SENI. Karena seni akan memperhalus jiwa dan pekerti kalian. Temukanlah seni yang kalian sukai lalu kelola seni tersebut.”
“Yang kedua adalah isilah hidup kalian dengan ILMU. Karena ilmu akan membuat kalian menjadi bijak, mengerti akan yang baik dan buruk.”
Kami serempak mengangguk-angguk.
“Yang ketiga beKERJAlah, karena dengan bekerja maka kalian akan bermanfaat bagi orang lain.
“Yang keempat ikutilah dan aktiflah di ORGANISASI. Dengan berorganisasi kalian akan mampu berempati dan belajar rela berkorban untuk kepentingan orang lain.”
“Yang kelima rajinlah berOLAHRAGA, jangan memanjakan tubuh kalian. Tubuh ini perlu diolah dan dijaga kesehatannya. Walaupun sudah menjadi kewajaran bahwa kita ingin tidur enak, makan kenyang, dan bersantai-santai. Tapi jangan terlena, kalian harus menggerakkan tubuh dengan olahraga.
“Yang keenam, perdalam TASAWUF. Dengan tasawuf kalian akan menyucikan dan memurnikan ibadah kalian. Tasawuf akan meningkatkan cinta pada Allah dan mendekatkan kalian PadaNya.
“Yang ketujuh, ini adalah tingkat tersulit yang akan kalian tempuh.”
Kuminum air mineral di depanku.
“Tegakkan DISIPLIN. Mendisiplinkan diri kalian untuk melakukan 6 hal di atas bukanlah perkara mudah, lakukan berulang-ulang dan yakinlah pasti kalian bisa.”
Kami menyimak dengan sungguh-sungguh apa yang dikatakan oleh kiai kami. Dan setelah itu beliau pun menyeruput kopi yang dihidangkan.
“Tampaknya, waktu sudah mulai larut. Saya harus undur diri dulu dari sini.”
Beliau bangkit dan kami pun bersalaman dengan beliau. Setelah kami mengantarkan beliau pulang kami membahas tentang 7 kunci yang diberikan beliau tadi.
Kulirik jam di hpku, waktu sudah mendekati dini hari. Aku pun undur diri dari pertemuan di kompleks tentara tersebut.
“Begitulah” pungkas Pak Guru mengakhiri ceritanya.
“Sebentar-sebantar mau saya catat dulu apa saja tadi kunci-kuncinya pak?” aku mengeluarkan buku tulis dan pena dari tasku.
“Yee, ga bias di ulang. Biaya repeat mahal ha..ha…ha” beliau tergelak lalu keluar.
Aku sontak menaruh sapu yang sudah tuntas mengerjakan tugasnya di balik pintu, menutup pintu kelas lalu berlari menuju Pak Guru yang sudah berada di tengah lapangan voli.
Malang, (17/01/11)
Thanks for Saudara-saudara Wahidiyah dan Pak Kiai n Ajid.

*dapat dilihat juga di http://fiksi.kompasiana.com/prosa/2011/01/18/serial-perbincangan-guru-dan-murid-7-kunci-menjadi-lebih-baik/

You Might Also Like

0 komentar

Instagram