Alokasi Cash dari Impian

17.28

 
Di kelas-kelas awal BOS Business Class akan ada sesi dimana para peserta untuk menuliskan daftar impian mereka. Biasanya dengan tools SMART (Specific, Measurable, Achieveble/Antusiasable, Realistic, dan Timely). Dan tidak jarang akan ditemui beberapa peserta yang kesulitan untuk menulis impian. Padahal yang diminta hanya kurang lebih 10 impian jangka pendek (1 tahun). Iya cuma sepuluh doang, tapi bisa jadi 30 menit pembahasannya. Hanya untuk meyakinkan bahwa mereka punya (lebih tepatnya HARUS punya) impian.
Di tulisan saya beberapa bulan lalu sudah sempat saya tulis kecenderungan yang dinamakan inferior complex, merasa bahwa dirinya ya pantasnya segitu-gitu saja. Engga boleh atau engga bisa lebih tinggi lagi. Usaha ya biar berjalan seperti ini sajalah..ga usah muluk-muluk dst. Padahal...kita semua punya potensi yang bisa jadi besar dan diluar jangkauan perkiraan kita saat ini. Maka perlu dicari WHY nya...Kenapa kita harus punya IMPIAN.
Analogi yang sering dipakai di BOS Business Class adalah analogi Penumpang Taksi. Misalnya begini, suatu malam anda masuk ke sebuah taksi, lalu
sopir taksi bertanya “Mau kemana mas/mbak?”.
Jawaban anda adalah “Mau pulang”.
Si sopir taksi tanya lagi “Mau pulang kemana?”.
Anda menjawab “Pulang ke rumah”.
Si sopir taksi bertanya lagi “Rumahnya dimana?”.
Anda menjawab “Di rumah orang tua saya”.
Kira-kira apa yang akan dilakukan oleh si sopir taksi? ada 2 kemungkinan.
Kemungkinan pertama, anda akan disuruh turun karena GeJe alias Ga Jelas.
Kemungkinan kedua, anda akan ditanya, berapa banyak uang di dompet. Lalu si sopir taksi menyalakan argo dan mengajak anda berputar-putar sampai angka di argo menunjukan jumlah uang di dompet anda. Lalu menyuruh anda turun dan membayar.
Begitu juga di Bisnis, saat kita tidak punya tujuan yang SMART maka bisa jadi kita akan diajak berputar-putar oleh bisnis kita. Setelah uang kita habis disuruh keluar deh dari bisnis kita karena ga punya cash lagi.
Impian ibarat GPS yang memandu kita, kemana tujuannya/targetnya dan apakah rutenya sudah sesuai. Untuk itu biasanya di BOS Business Class juga kami menjelaskan bahwa Impian bisa menjadi rencana Alokasi Cash yang anda dapatkan dari bisnis.
Maksudnya bagaimana?
Impian yang ditulis bisa jadi mencerminkan kemana saja Alokasi Cash yang kita dapatkan dari bisnis akan dimuarakan. Misalnya, bila kita tidak memiliki impian maka setiap kita memiliki cash dari hasil bisnis bisa nglambyar kemana-mana uangnya. Dibelikan mobil baru, HP baru, tas baru, rumah baru, tanah dll. Tetapi bila kita mempunyai daftar Impian maka kita akan memiliki daftar Alokasi kemana saja Cash yang kita dapatkan akan dibelanjakan.
Bila anda pengusaha cuci motor, maka anda bisa membuat list Impian salah satunya adalah membeli perlengkapan cuci motor yang baru, atau menyewa lahan yang ada di sebalah lokasi usaha anda untuk memperluas tempat nyuci motornya dsb. Nah setiap memiliki cash/keuntungan maka anda bisa mengukur, apakah sudah bisa membeli/mendapatkan impian-impian anda. Dengan begitu anda bisa dengan bijak mengalokasikan Cash yang anda peroleh dari bisnis anda. Dan usahakan impian-impian anda adalah impian-impian yang meningkatkan KAPASITAS anda baik P,L maupun T nya. Agar bisnis dan diri anda bertumbuh.
Selamat menuliskan IMPIAN.... :)
*Kantor BOS Kota Malang.

You Might Also Like

0 komentar

Instagram