Jokowi : Antara Masa Jabatan dan Kemanfaatan
21.25
Salah satu isu yang digencarkan untuk menolak
pencapresan Jokowi adalah karena Jokowi dianggap belum menyelesaikan masa
jabatannya di DKI Jakarta sebagai gubernur. Coba kita kupas isu ini dengan logika
hubungan antara Jam Kerja yang bisa diartikan sebagai Masa Jabatan dengan
Produktivitas yang kita artikan sebagai
Kemanfaatan yang diberikan.
Bila anda memiliki karyawan, maka dari faktor
apakah anda bisa menilai bahwa karyawan anda produktif atau tidak? Apakah dari
jumlah jam kerja yang dihabiskan di kantor? Apakah dari lamanya dia duduk di
meja kerjanya? Atau dari output yang dia hasilkan? Apabila kita mundur 20 atau 30 tahun lalu maka
karyawan dianggap bekerja dengan baik adalah mereka yang datang dari jam 8 dan
pulang jam 5 sore. Dulu di Amerika seorang karyawan dianggap baik bila sering
lembur dan menghabiskan waktu liburnya sibuk di kantor. Itulah pandangan lama
tentang jam kerja dan produktivitas.
Semakin lama jam kerja yang dihabiskan seorang
karyawan di kantor maka semakin tinggi produktivitasnya. Padahal belum tentu
dengan jam kerja yang lama maka output yang dihasilkan oleh karyawan tersebut
juga meningkat. Bisa sih meningkat tetapi apakah rasio perbandingan jam kerja
dan outputnya sebanding? Misalkan dengan 8 jam kerja seorang karyawan mampu
menghasilkan 80 produk, lalu jam kerjanya ditambah menjadi 10 jam kerja
ternyata karyawan tersebut hanya mampu menghasilkan 85 produk. Artinya lama jam
kerja seseorang belum tentu menjamin produktivitasnya. Dengan kata lain yang harus diukur adalah
efisiensi produktivitasnya.
Yang paling penting dari sebuah perusahaan
adalah efisiensi. Semakin besar efisiensi yang dilakukan oleh karyawan sebuah
perusahaan maka semakin unggul perusahaan tersebut. Semakin tinggi keunggulan
kompetitifnya sehingga mampu menjadi lebih baik saat bersaing di pasar. Oleh karena itu pada dekade-dekade terakhir
ini kita lihat perusahaan-perusahaan menerapkan jam kerja remote. Karyawan mereka bisa
menentukan jam kerja sendiri yang penting memenuhi target yang diberikan.
Kalau kita tarik hal ini pada fenomena
penolakan pencapresan Jokowi sebagai capres dikarenakan beliau dianggap belum
menyelesaikan masa jabatan di Jakarta maka dalam sudut pandang jangka waktu hal
itu benar, Jokowi belum menyelesaikan “Jam Kerja” nya. Tapi coba kita lihat
dari sudut pandang Produktivitas dan efesiensi, apa yang telah Jokowi perbuat
di Jakarta. Ternyata apabila diukur dari sudut pandang ini produktivitas Jokowi
bisa disetarakan dengan 20 tahun masa jabatan.
Mengapa bisa begitu? Coba kita lihat,
pengerukan sungai-sungai kecil yang menjadi tanggung jawab pemprov DKI Jakarta.
Apakah selama 20 tahun terakhir telah digarap dengan serius? Dikeruk dengan
skala masif untuk mencegah pendangkalan. Apakah dalam 20 tahun pemprov DKI
Jakarta telah menormalisasi waduk-waduk sehingga
fungsinya optimal untuk menampung limpahan air hujan? Apakah dalam 20 tahun
terakhir kita lihat ada penanganan khusus untuk pemindahan warga-warga dibantaran
sungai agar mereka bisa hidup secara layak. Apakah dalam 20 tahun terakhir
terjadi pemugaran pada pasar-pasar tradisional di jakarta yang menjadikan
pasar-pasar tradisional tersebut lebih bersih, higienis dan nyaman? Apakah
dalam 20 tahun terakhir ada peningkatan penerimaan anggaran daerah (PAD) secara
signifikan? Apakah dalam 20 tahun
terakhir ada transparansi alokasi APBD? Bila jawabannya adalah TIDAK, maka sebenarnya
Jokowi telah menyelesaikan problem-problem di Jakarta yang tidak selesai selama
20 tahun terakhir.
Nilai produktivitas/kemanfaatan Jokowi
sebanding bahkan lebih bagus dari gubernur-gubernur DKI Jakarta selama 20 tahun
dijadikan satu. Ibarat karyawan produktivitas Jokowi 1,5 tahun setara dengan 3
orang karyawan yang telah bekerja selama lebih dari 20 tahun. Melihat hal itu lalu apakah anda heran kalau
Jokowi mendapat promosi ke jabatan yang lebih tinggi. Sudah saatnya kita
mengubah paradigma bahwa seorang pemimpin yang baik adalah mereka yang duduk
manis di meja kantornya sampai habis masa jabatannya. Pemimpin yang baik adalah yang bisa memberi
kemanfaatan dan perubahan ke arah yang lebih baik bagi yang dipimpinnya. Semoga bermanfaat.
0 komentar