Indahnya Islam : Tabayyun

19.59


Kalimat tabayyun sebenarnya baru saya kenal beberapa tahun belakangan. Sebelumnya saya jarang sekali mendengar kalimat ini. Saat pertama kali saya kenal kalimat ini adalah untuk menyelesaikan suatu permasalahan di kantor.

Tabayyun kurang lebih berarti Mencari tahu kejelasan suatu permasalah hingga jelas benar keadaannya. Tanpa praduga, tanpa tendensi dan tanpa pikiran buruk (suudzon). Tabayyun diutamakan untuk mengejar kebenaran utama yang artinya harus bersumber pada sumber primer.
Wah saya senang benar mendapat kalimat dan pencerahan baru, adab tabayyun yang diajarkan dan dipraktekkan di hadapan saya masyaallah sangat indah. Teman saya yang butuh penjelasan, mengajak duduk berdampingan dengan teman saya yang akan di tabayyuni (semoga istilahnya benar). Duduk bicara baik-baik dengan nada yang lembut meminta kejelasan tentang suatu hal. Masing-masing pihak berbicara dengan penuh penghormatan dan kejujuran, aura yang keluar sangat menentramkan. Di akhir sesi tabayyun masing-masing pihak mendapat penjelasan yang akurat dan mengerti persoalan secara jernih. Seringkali dalam sesi-sesi tabayyun kedua belah pihak saling mengeluarkan air mata, air mata tanda sayang dan penyesalan karena salah persepsi. 

Tabayyun adalah cara Islam menyelesaikan masalah, tidak hanya masalah tentang keilmuan agama saya rasa, tapi juga masalah-masalah keluarga, sosial bahkan bisnis. Dan karena saya merasakan manfaat dari tabayyun ini maka dalam beberapa kali aktivitas bisnis baik pendampingan coaching maupun di kantor, saat ada permasalahan saya selalu mengingatkan dalam hati saya
“Ayo, tabayyun. Yuk cari tahu dari SUMBERnya.”

Tabayyun bisa jadi artinya kita terlibat menjadi pendengar bagi orang lain. Kenapa mendengar? Karena terkadang kita memutuskan sesuatu dengan persepsi kita. Atau karena pengaruh persepsi-persepsi yang berkembang di sekitar kita.
Misalnya di suatu kasus,

Ada pegawai yang ingin keluar/resign padahal masih masa training.
Maka di persepsi saya akan mengatakan
“Pegawai ini ga serius kerja”
Tapi selalu saya ingatkan diri saya untuk “Yuk tabayyun dulu”

Maka saya pun Tabayyun, dan apa yang didapat setelah tabayyun?

Ternyata pegawai tersebut anaknya sakit dan harus merawat anaknya sehingga dia merasa tidak enak kalau masih training tapi sering ga masuk. Lebih baik dia mengundurkan diri.

Dari hasil tabayyun pun kami jelaskan bahwa kantor bisa memberikan dispensasi apabila ada anak dari pegawai yang sakit dan perlu dirawat di rumah sakit. Maka kedua belah pihak pun sama-sama happy dan sama-sama mengerti.

Tabayyun menurut saya merupakan jawaban atas bagaimana saya bertindak dan menyikapi suatu persoalan. Karena terkadang persoalan itu menjadi besar hanya karena “mispersepsi”. Apalagi di era seperti sekarang dimana informasi begitu bebas mengalir dan bisa dibelokkan atau berbelok kemana-mana. Maka tabayyun adalah jawaban dari Islam yang sangat elok. Tabayyun bertujuan agar jangan sampai berita yang kurang benar atau kurang akurat berkembang dan bergulir di masyarakat. Karena dalam islam sekali berita tidak benar tersebar keluar maka bagaikan kapas-kapas yang bertebaran kemana-mana, sulit untuk diambil kembali. Dan bisa jadi membawa kerugian bagi orang banyak. Ada banyak kisah-kisah tabayyun yang akhirnya membawa kemaslahatan dan keselamatan bagi banyak pihak.

Maka selalu saya ingatkan dalam diri saya sendiri. Sebelum menghakimi/menjustifikasi seseorang selalu saya tanyakan “Apakah saya sudah Tabayyun, mencari kejelasan sejelas-jelasnya kepada orang tersebut”. Bila belum, maka bisa jadi saya salah menilai.
Ditulis dengan cinta untuk saudara-saudaraku. Semoga bermanfaat.  

You Might Also Like

0 komentar

Instagram